Dunia anak
tentunyatidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Melalui bermain, anak
dapatbelajar banyak mengenai lingkungannya dan melatih berbagai keterampilan.
Olehkarena itu kegiatan bermain merupakan elemen penting dalam
mendorongperkembangan kognitif, fisik, sosial, dan emosional anak khususnya
jenispermainan bebas yang tidak terstruktur, imaginatif, dan atas inisiatif
anak(Elkind, 2006). Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu kesempatan
anakuntuk bermain semakin berkurang.
Berkurangnya
kesempatanbermain anak antara lain disebabkan oleh maraknya acara televisi
dan permainan komputer / video game yang cenderung menggantikan kegiatan
bermain bebas dengansarana hiburan yang bersifat pasif. Kemudian adanya
gerakan superkids serta anggapan bahwa
‘orangtuayang bijak’ harus secara aktif membangun keterampilan dan
mengembangkan bakatanak sedini mungkin, juga dianggap sebagai alasan mengapa
orangtuaberlomba-lomba mengikutsertakan anak dalam berbagai kursus yang
menyitasebagian besar waktu senggang anak (Ginsburg, 2007).
Tidak jarang orangtuayang
mengeluh kesulitan untuk menentukan pilihan dari sekian banyak kegiatanyang
dianggap penting, besarnya biaya yang harus dikeluarkan, hingga anaksendiri
pun merasa kewalahan dengan jadwal yang padat. Di samping itu,
karena semakin banyaknyarumah tangga dimana kedua orangtua harus bekerja, kegiatan-kegiatan
semacam inijuga dilihat sebagai solusi alternatif untuk mengisi waktu anak
daripada beradadi rumah tanpa pengawasan (Ginsburg, 2007).
Walaupun
demikian,setiap hal selalu ada sisi positif dan negatifnya. Contohnya apabila
cermat memilihacara televisi, anak juga memperkaya pengetahuan mengenai
hal-hal yang mungkintidak ada di lingkungannya. Kemudian, kegiatan kursus
yang telah disebutkansebelumnya juga dapat berdampak positif selama
disesuaikan dengan kebutuhan dankemampuan anak.Orangtua juga diharapkan untuk menjaga keseimbangan antaramengembangkan
potensi akademis anak namun tetap memberikan kesempatan bagi anakuntuk
bermain dimana mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya secara
bebas,memuaskan rasa keingintahuannya, mengembangkan inisiatif, serta belajar
dengantempo yang mereka inginkan tanpa adanya tuntutan.
Manfaat Bermain bagi
Tumbuh Kembang Anak
Perkembangankognitif
Bermain bukan hanya merupakan cara
unik anak untukbelajar mengenai dunianya, tetapi juga cara mereka untuk
belajar tentang dirisendiri dan bagaimana mereka menempatkan diri dalam
dunianya, mengembangkanpengetahuan dan memperdalam pemahaman mereka melalui
siklus belajar yangberulang-ulang (Frost, Wortham, & Reifel, 2001).
Bermain aktif juga mendorongpemaknaan akan suatu konsep secara personal. Anak
akan lebih mudah mengingatsituasi, ide, dan keterampilan yang dianggap
relevan dengan kondisi dan keadaanmereka (Formberg, 2002).Kegiatan belajar
berbasis permainan juga memberikankesempatan pada anak untuk mempelajari
berbagai keterampilan sertamengembangkan perasaan kompeten dan percaya diri.
Dalam bermain bebas anak dapat
mengembangkankreativitasnya dan mencoba berbagai alternatif solusi untuk
memecahkan masalahyang mereka hadapi dalam permainan. Dengan demikian, mereka
meningkatkankemampuan perencanaan, berpikir logis, memahami hubungan
sebab-akibat, danpemecahan masalah yang merupakan keterampilan penting dalam
kehidupan nyata(Ginsburg, 2007). Di samping itu, bermain dengan teman sebaya
atau orang lainjuga dapat memperkaya kosa kata dan keterampilan berkomunikasi
anak.
Perkembangan fisik
Karena bermain seringkali melibatkan
aktivitas fisik,maka sangat erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan
motorik kasar, motorik halus, dan skema tubuh ( Frost, Wortham, & Reifel,
2001). Dengan kemampuantersebut anak akan merasa lebih percaya diri, stabil,
mampu mengkoordinasikangerakan yang merupakan modal dasar contohnya dalam
kegiatan olah raga, duduk dikelas, menulis, dan sebagainya.
Perkembangan Sosial
dan Emosional
Sebagai makhluk sosial, manusia
memiliki kebutuhan dasaruntuk merasa menjadi bagian dari kelompok dan belajar
untuk berfungsi dalamsuatu kelompok dengan komposisi dan peranan yang
berbeda-beda. Melalui kegiatanbermain anak dapat mengembangkan keterampilan
sosial yang dibutuhkan dalamberinteraksi seperti menunggu giliran,
mengungkapkan perasaan dan keinginansecara adaptif, berkomunikasi, dan
mematuhi aturan-aturan sosial. Selain itu,bermain dengan orang lain juga
memberikan kesempatan bagi anak untukmenyesuaikan tindakan mereka dengan
orang lain, memahami sudut pandang dankebutuhan orang lain, mengatur emosi
dan mengendalikan diri, serta berbagi‘kekuasaan’, tempat, dan ide dengan
teman bermain (Creasy, Jarvis, & Berk,1998).
Jenis-jenisPermainan
Sensorimotor dan
practice play
Sejakdini, bayi menggunakan panca
inderanya untuk mengekplorasi lingkungan dandunianya. Mereka melatih
keterampilan motorik melalui gerakan repetitif sepertimenggapai dan
menggenggam. Jenis mainan yang kaya akan warna, bentuk, tekstur ,dan bunyi
dapat menstimulasi panca indera anak.
Permainan fungsional
Melaluipermainan fungsional bayi dan
anak dapat mencari tahu apa saja yang dapatdilakukan suatu objek atau hal-hal
yang dapat mereka lakukan terhadap objektersebut. Anak berusia 12 – 18 bulan
menyukai mainan yang bereaksi terhadaptindakan mereka seperti mengeluarkan
bunyi ketika tombol ditekan, boneka yangkeluar ketika kotak dibuka. Dari
kegiatan ini anak mempelajari dampak darigerakan atau tindakan mereka
terhadap lingkungan sekitarnya. Kemudian menginjak usia tiga tahun,
sebagianbesar mainan bersifat fungsional. Objek yang dapat dimanipulasi
seperti lilin,cat, balok, boneka, dan puzzle semakin banyak dimainkan oleh
anak.
Permainan
Konstruktif
Sekitarusia empat tahun kegiatan
bermain fungsional cenderung berkurang. Seiringdengan perkembangannya anak
mulai mampu untuk membuat atau menghasilkan sesuatuseperti gambar, membangun
balok, atau membentuk lilin. Permainan konstruktifmerupakan sarana yang
sangat baik untuk mengembangkan keterampilan motorikhalus dan koordinasi
mata-gerakan tangan pada anak.
PermainanImaginatif
Permainanimaginatif atau bermain peran
dapat meningkatkan kemampuan sosial, emosional,dan bahasa anak. Anak dapat
mengembangkan kreativitasnya melalui improvisasiperan, mengeksplorasi peran
atau menirukan kegiatan orang-orang di sekitarnya,belajar bekerja sama,
saling berbagi, dan memecahkan masalah. Munculnya jenispermainan ini
menandakan berkembangnya kemampuan untuk berpikir simbolis danjuga sangat
penting untuk perkembangan bahasa dimana anak menggunakan lebihbanyak
kosakata dan mampu menyusun sebuah cerita yang berkesinambungan. Disamping
itu, permainan peran juga membantu anak untuk mengatasi ketakutan danmasalah
yang ia hadapi karena seringkali hal tersebut direfleksikan dalampermainan.
Peran Orangtua dalam
Kegiatan Bermain Anak
Besarnyaimplikasi bermain dalam setiap
aspek perkembangan anak tidak terlepas dariketerlibatan orangtua atau
pengasuh salah satunya dengan menyediakan fasilitasatau tempat yang aman bagi
anak untuk mengeksplorasi lingkungannya denganbebas. Orangtua juga dapat
mengembangkan permainan anak agar mendapat informasiyang lebih kaya. Meskipun
terlibat dalam permainan anak, orangtua sebaiknyatetap membebaskan anak untuk
menggunakan imaginasi dan kreativitasnya dengantidak terlalu direktif dan
mengatur jalannya permainan atau justru terlalu‘memberikan kemudahkan’ pada
anak sehingga kemampuannya dalam memecahkanmasalah tidak terasah. Ketika
bermain dengan anak orangtua juga dapat menantanganak dengan memberikan
hambatan atau masalah-masalah sederhana, contohnya dalambermain peran, agar
kemampuannya untuk memecahkan masalah meningkat secarabertahap, belajar
untuk menyesuaikandiri dengan lingkungan, berpikir secara lebih fleksibel dan
mampu meregulasiemosinya. ( oleh P.L. GENI M.Psi klinis Anak
RS.PELNI telah disampaikan pada acara symposium 25April 2009 )
|
Minggu, 09 Desember 2012
Bermain Sambil Belajar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar